Senin, 08 Agustus 2016

Iman Kepada Kitab Allah


IMAN KEPADA KITAB ALLAH

  1. Fungsi Iman Kepada Kitab Allah
Fungsi iman kepada Kitab-kitab Allah Swt adalah sebagai petunjuk hidup. Manusia hidup di dunia memerlukan petunjuk agar hidupnya terarah. Petunjuk yang diperlukan harus mempunyai kualitas yang tinggi melebihi petunjuk yang dapat membimbing manusia kearah tujuan hidup hanyalah kitab suci yang telah diwahyukan Allah Swt kepada para rasul-Nya.
Di dalam Surat Az-Zirat ayat 56 ditegaskan bahwa jin dan manusia diciptakan oleh Allah Swt tidak lain hanyalah agar menghambakan diri kepada-Nya. Sementara itu, di dalam Surat Al-Baqarah ayat 30 dinyatakan oleh Allah Swt bahwa manusia diciptakan Allah sebagai khalifah di dunia dalam rangka menghambakan diri kepada-Nya.
Umat manusia secara keseluruhan wajib beriman kepada seluruh kitab-kitab Allah karena kitab-kitab ini memiliki fungsi sebagai pedoman hidup, baik itu diri sendiri, bermasyarakat, berbangsa dan bernegera. Dengan beriman kepada Kitab-kitab Allah, manusia diharapkan dapat meningkatkan ketaqwaannya kepada Allah SWT karena di dalamnya terdapat petunjuk, baik  yang berhubungan dengan kehidupan di dunia maupun di akhirat. Untuk itulah, kita hendaknya selalu berpedoman kepada kitab-kitab Allah swt tersebut agar selalu dapat berbuat baik dan meninggalkan perbuatan buruk. 

(QS. Al-Baqarah :2)
Artinya :
" Kitab (Al-qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa "

Fungsi Iman kepada Kitab-kitab dalam Kehidupan Pribadi
Dalam kehidupan pribadi, fungsi iman kepada kitab-kitab adalah sebagai stabilisator, maksudnya, manusia akan selalu menyadari bahwa semua yang menimpa dirinya berupa kenikmatan, kesenangan, kesusahan, dan musibah, semuanya telah diatur oleh Allah swt.
Jadi, jika seseorang mendapat nikmat dari Allah swt ia akan bersyukur, dan jika dia mendapat musibah atau cobaan, ia kan bersikap sabar dan tabah, serta selalu memohon pertolongan Allah swt. Sifat seperti ini hanya dimiliki oleh orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah.

Dalam kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
Fungsi beriman kepada kitab-kitab Allah memiliki fungsi sebagai motivator (pendorong) bagi setiap anggota masyarakat untuk melalukan berbuatan baik. Kitab-kitab Allah mengandung berbagai tuntunan kehidupan dalam bermasyarakat, tolong-menolong, menjaga ikatan tali persaudaraan, selalu menciptakan lingkungan yang bersih dan teratur, dan memaafkan antara satu dan yang lain.
Manusia merupakan makhluk sosial . Manusia tidak mungkin hidup sendirian, Ia butuh bergaul dan bermasyarakat. Sedangkan untuk menjadi warga masyarakat yang baik hendaklah harus memahami tata cara dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di dalam lingkungan masyarakatnya. Sebagai warga negara ia juga harus mengikuti aturan-aturan yang ditetapkan tidak bertentangan dengan ajaran agama islam.
Firman Allah :
(QS. An-Nisa :59)
Artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kamu "

Dengan kata lain, iman kepada kitab Allah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dapat berfungsi sebagai motivator, dinamisator, dan stabilisator, sehingga hbungan dengan sesama manusia, baik perorangan maupun kelompok akan terjalin secara selaras, serasi dan seimbang.
Kehidupan manusia di bumi tidak lepas dari permasalahan yang sulit dipecahkan. Permasalahan hidup kian bertambah banyak sehingga manusia sering lupa dari tugas hidupnya sebagai hamba Allah Swt. Yang harus selalu menghambakan diri kepada-Nya. adapun contoh fungsi beriman kepada kitab-kitab allah swt adalah sebagai berikut :
  1. Mempertebal keimanan kepada Allah SWT. Karena banyak hal-hal kehidupan manusia yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan akal manusia, maka kitab-kitab Allah manusia menjawab permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan manusia, baik yang tampak maupun yang gaib…
  2. Memperkuat keyakinan seseorang terhadap tugas Nabi Muhammad saw. Karena dengan meyakini kitab-kitab Allah, maka akan percaya terhadap kebenaran Al-Qur’an dan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw..
  3. Menambah ilmu pengetahuan. Karena dalam kitab-kitab Allah, disamping berisi tentang perintah dan larangan Allah, juga menjelaskan tentang pokok-pokok ilmu pengetahuan untuk mendorong manusia mengembangkan dan memperluas wawasan sesuai dengan perkembangan zaman..
  4. Menanamkan sikap toleransi terhadap pengikut agama lain. Karena dengan beriman kepada kitab-kitab Allah, maka umat islam akan selalu menghormati dan menghargai orang lain.hal ini sesuai apa yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Hadis..
  5. Untuk meningkatkan kualitas kehidupan pribadi
  6. Untuk membangun kehidupan bermasyarakat
  7. Untuk menjalin kerukunan dalam hidup berbangsa dan bernegara

  1. Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah
Allah tidak sekedar menciptakan manusia dan membiarkannya begitu saja, tapi manusia itu juga diberi pedoman hidup berupa kitab. Hal ini berdasarkan pertimbangan :
  • Allah yang menciptakan manusia, sehingga Allah mengetahui keaadaan manusia
  • Manusia adalah makhluk Allah yang banyak memiliki keterbatasan.
  • Manusia biasanya membuat peraturan subyektif dan menguntungkan diri sendiri. Sedangkan Allah membuat peraturan untuk kepentingan manusia tidak memiliki kepentingan sendiri.
Dengan demikian manusia harus bersyukur kepada Allah yang telah menurunkan pedoman hidup berupa kitab. Sehingga manusia menjadi selamat dunia dan akhirat.
  1. Meningkatkan keimanan kepada Allah swt yang telah mengutus para rasul untuk menyampaikan risalahnya.
  2. Hidup manusia menjadi tertata karena adanya hukum yang bersumber pada kitab suci
  3. Termotivasi untuk beribadah dan menjalankan kewajiban-kewajiban agama, seperti yang tertuang dalam kitab suci.
  4. Menumbuhkan sikap optimis karena telah dikaruniai pedoman hidup dari Allah untuk meraih kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat.
  5. Terjaga ketakwaannya dengan selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.
Penerapan Hikmah Iman terhadap Kitab-kitab Suci :
Beriman kepada kitab-kitab sebelum al-Qur’an. Caranya adalah:
  1. Meyakini kebenaran yang terkandung dalam kitab-kitab Allah
  2. Meyakini bahwa kitab-kitab itu benar-benar wahyu Allah bukan karangan para nabi dan rasul


Beriman kepada al-Qur’an. Caranya adalah:
  1. Meyakini bahwa al-Qur’an benar-benar wahyu Allah, bukan karangan Nabi Muhammad saw
  2. Meyakini bahwa isi al-Qur’an dijamin kebenarannya, tanpa ada keraguan sedikit pun
  3. Mempelajari, memahami, dan menghayati isi kandungan al-Qur’an
  4. Mengamalkan ajaran al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari
Dalam menerapkan hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah SWT, imlementasinya sebagai berikut:
  1. Beriman kepada Allah SWT hukumnya adalah wajib. Harus melakukan, tidak boleh meninggalkan. Orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah akan mendapatkan balasan dari Allah SWT berupa ganjaran.
  2. Menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup dimana Al Qur’an merupakan penyempurna dari kitab-kitab terdahulu. Orang-orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah akan membuktikan keimanannya selalu sesuai dengan ajaran Allah SWT, sehingga dalam hidupnya akan mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat (pelajari Q.S. Al Baqarah (2) : 25).
  3. Memberikan kemantapan dalam menjalani keislaman. Al Qur’an adalah firman Allah SWT dan mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bukti kerasulannya dan sampai akhiruz zaman tetap terjaga kemurniannya.(Q.S. 15 : 9).
Orang Muslim beriman kepada semua Kitab yang pernah diturunkan Allah Ta'ala, dan semua Shuhuf yang diberikan Allah Ta'ala kepada sebagian rasul-Nya. Serta bahwa itu semua adalah firman-Nya yang diwahyukan kepada rasul-rasul-Nya agar mereka menyampaikan Syari'at dan agama dari-Nya. Kitab terbesar ialah empat kitab: Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s., Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s., dan Injil yang diturunkan kepada hamba Allah dan Rasul-Nya, Isa 'Alaihis Salam. Al-Qur'an adalah kitab teragung di antara keempat kitab tersebut, pengendali kitab-kitab tersebut, dan penghapus semua Syariat dan hukum-hukum kitab-kitab sebelumnya, berdasarkan dalil-dalil wahyu dan dalil-dalil akal.

  1. Perilaku yang Mencerminkan Keimanan Terhadap Kitab-Kitab Allah
Kita wajib beriman bahwa setiap hukum yang telah disampaikan para rasul kepada umat manusia itu atas perintah yang mereka terima langsung atau dengan perantaraan malaikat. Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT berdasarkan firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 285:
Artinya: Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhan-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya .” (Q.S. Al Baqarah (2) : 285)
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT hukumnya wajib. Wajib beriman kepada kitab-kitab Allah yang pernah diturunkan kepada para rasul-Nya; maka pengingkaran terhadap salah satu kitab Allah, sama artinya dengan pengingkaran terhadap kitab-kitab Allah. Mengingkari kitab Allah, sama pula artinya mengingkari kepada Rasulullah, para Malaikat dan kepada Allah SWT. Orang yang mengaku Islam tetapi mengingkari iman kepada kitab-kitab Allah termasuk murtad (keluar dari islam).
Dalam menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Allah SWT berkaitan erat dengan sikap mental, pikiran dan perasaan. Oleh sebab itu, seseorang yang beriman atau tidak yang tahu persis hanyalah Allah SWT. Akan tetapi sebagai muslim, tentunya dapat membuktikan dan mewujudkan keimanannya dengan sikap perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah SWT dapat dicerminkan dengan sinyalemen sebagai berikut:
  1. Meyakini bahwa al-Qur’an benar-benar wahyu Allah, bukan karangan Nabi Muhammad saw
  2. Meyakini bahwa isi al-Qur’an dijamin kebenarannya, tanpa ada keraguan sedikit pun
  3. Memiliki rasa hormat dan menghargai kitab suci sebagai kitab yang memiliki kedudukan di atas segala kitab yang lain.
  4. Berusaha menjaga kesucian kitab suci dan membelanya apabila ada pihak lain yang meremehkannya.
  5. Mau mempelajari dengan sungguh-sungguh petunjuk yang ada di dalam, baik dengan membaca sendiri maupun menhadiri majlis taklim.
  6. Berusaha untuk mengamalkan petunjuk-petunjuknya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
  7. Berusaha untuk menyebarluaskan petunjuk-petunjuknya kepada orang lain, baik di lingkungan keluarga sendirimaupun masyarakat
  8. Berusaha untuk memperbaiki bacaannya dengan mempelajari ilmu tajwid.
  9. Tunduk kepada hukum yang ada di dalam kitab suci dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Umat manusia, khususnya umat muslim harus meyakini bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab Nya kepada para nabi atau Rasul sebagai pedoman hidup bagi umatnya masing-masing. Al Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir dan penyempurna sebelumnya telah diturunkan kepada nabi Muhammad SAW.
Upaya memahami isi kandungan Al Qur’an, ada beberapa tahapan yang perlu kita jalani antara lain sebagai berikut.
  1. Tahap pertama, kita harus mengetahui dan memahami filosofi Islam sebagai agama yang mendapat ridha Allah SWT.
  2. Tahap kedua, kita harus mengetahui tata krama membaca Al Qur’an.
  3. Tahap ketiga, kita harus mengetahui bahwa di dalam Al Qur’an itu banyak sekali surah atau ayat yang mengandung perumpamaan atau berupa perumpamaan.
  4. Tahap keempat, kita harus mempergunakan akal ketika mempelajari dan memahami Al Qur’an.
  5. Tahap kelima, kita harus mengetahui bahwa didalam Al Qur’an banyak sekali surah atau ayat yang mengandung hikmah atau tidak bisa langsung diartikan, akan tetapi memiliki arti tersirat.
  6. Tahap keenam, kita harus mengetahui bahwa Al Qur’an tidak diturunkan untuk menyusahkan manusia dan harus mendahulukan surah atau ayat yang lebih mudah dan tegas maksudnya untuk segera dilaksanakan.
  7. Tahap ketujuh, kita harus mengetahui bahwa ayat-ayat didalam Al Qur’an terbagi dua macam (QS Ali Imran : 7) yaitu pertama, ayat-ayat muhkamat yakni ayat-ayat yang tegas, jelas maksudnya dan mudah dimengerti. Ayat-ayat muhkamat adalah pokok-pokok isi Al Qur’an yang harus dilaksanakan oleh manusia dan dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupannya. Kedua, ayat-ayat yang mutasyabihat adalah ayat-ayat yang sulit dimengerti dan hanya Allah yang mengetahui makna dan maksudnya.
  8. Tahap kedelapan, kita harus menjalankan isi kandungan Al Qur’an sesuai dengan keadaan dan kesanggupannya masing-masing.